Jumat, 28 November 2008

>> BIBIT SAWIT


Tanaman kelapa sawit dapat diperbanyak dengan dua cara, yaitu generatif dan vegetatif buatan. Secara generatif, tanaman kelapa sawit diperbanyak dari biji yang terdapat dalam butiran buah sawit, dan secar generatif buatan kelapa sawit diperbanyak dengan cara kultur jaringan.
Produksi Benih
Benih kelapa sawit yang sering digunakan pada perkebunan kelapa sawit adalah hasil persilangan dari varietas Dura Deli (betina) dengan varietas Pisifera (jantan). Hasil persilangan dari varietas Dura dan Pisifera akan menghasilkan anakan yang bervarietas Tenera. Kelapa sawit varietas Tenera menjadi tujuan dari kegiatan persilangan karena kelebihan yang dimilikinya, yaitu: daging buah lebih tebal, ukuran buah lebih besar, kandungan minyak lebih tinggi, peluang kematangan buah yang sangat tinggi, dan berat buah cukup tinggi.
Untuk kegiatan pembibitan, penyerbukan biasanya dillakukan secara manual, yaitu dilakukan oleh manusia. Serbuk Sari dari bunga jantan (varietas Pisifera) diambil dengan cara memotongnya atau menepuk-nepukkannya pada kantong plastik agar tepung sari terkumpul dalam kantong plastik. Tepung sari (pollen) yang telah didapatkan kemudian dicampur dengan talk murni dengan perbandingan 1:1. Campuran tepung sari dan talk tersebut dimasukkan kedalam baby duster atau alat lainnya yang dapat menghembuskan tepung ke bunga betina. Setelah tepung sari ditaburkan/dihembuskan ke bunga betina (kepala putik) maka bunga betina tersebut ditutup dengan kantong kertas / plastik agar bunga betina tidak terkontaminasi dengan serbuk sari kelapa sawit tidak jelas asal usulnya yang sangat banyak beterbangan di udara. Setelah penyerbukan terjadi maka bunga betina akan matang setelah 6 bulan kemudian.
Perbanyakan kelapa sawit dengan cara penyilangan ternyata memiliki kelemahan yang sangat nyata, yaitu hasil persilangan tidak 100% menjadi bibit yang bervarietas tenera, umumnya tingkat keberhasilannya hanya dapat mencapai 75 %. Bayangkan saja jika ada 1 juta bibit yang di produksi, maka akan ada 250.000 bibit yang bervarietas Dura, Pisifera atau abnormal. Jika biaya tanaman dari benih sampai tanaman di tebang (25 tahun) (menurut perhitungan singkat penulis mencapai Rp.156.000 / tanaman/25 tahun), maka berapa opportunity cost yang terjadi?
Opportunity cost yang terjadi akibat terjadinya penyimpangan varietas yang dihasilkan ternyata belumlah seberapa jika tanaman dalam suatu kebun kelapa sawit bersifat super semua. Jika dilakukan pengamatan di lapangan, maka kita akan selalu mendapati adanya pohon yang bersifat super atau bersifat sangat buruk. Suatu pohon kelapa sawit yang bersifat super dapat memiliki berat tandan mencapai 30-45 Kg/tandan yang memenuhi setiap ketiak pelepahnya, meskipun umur tanaman masih 5-7 tahun. sedangkan untuk tanaman yang berumur lebih dari 10 tahun bobot tandannya dapat mencapai 40-60 Kg/tandan dengan buah yang menjejali setiap celah pelapah yang ada. Kondisi pohon yang demikian tidaklah akibat pemupukan, kondisi tanah dan perawatan yang habis-habisan, karena secara pengamatan visual pohon super tersebut berada di tengah pohon-pohon lainnya yang kondisinya biasa saja ataupun buruk.

Oleh karena ternyata ada pohon sawit yang bersifat super dalam hal bobot tandan, kuantitas tandan, rendemen minyak, ketahan terhadap hama dan penyakit, ukuran pelepah, kekerasan pelepah, pertambahan tinggi batang, toleransi terhadap jenis tanah, toleransi terhadap drainase yang sangat buruk, toleransi terhadap pH tanah yang tidak sesuai, maka tentu saja akan sangat diharapkan jika seluruh tanaman yang ada dalam suatu kebun adalah sama persis dengan pohon super tersebut. Saat ini mungkin ada cara yang memungkinkan hal tersebut dapat terjadi, yaitu dengan cara dilakukannya perbanyakan secara vegetatif.
Perbanyakan secara vegetatif yang telah berhasil pada tanaman kelapa sawit adalah dengan cara kultur jaringan. Sebagai sel induk dalam kultur jaringan dapat digunakan dari sel akar (metode Inggris) dan sel daun (metode Perancis). Metode kultur jaringan akan mampu menghasilkan bibit tanaman dengan sifat yang sama dengan induknya dengan jumlah yang sangat banyak, hanya saja kelemahannya adalah membutuhkan waktu yang cukup lama dalam hal replikasi sel dan pembesarannya.
Benih kelapa sawit tidak dapat diproduksi dan dipasarkan secara sembarangan, tetapi harus mendapat sertifikasi dari pemerintah untuk menjamin mutu bibit yang diproduksi dan keaslian varietas bibit. Saat ini pihak yang telah mendapat izin resmi dari pemerintah adalah Perkebunan Marihat dan Socfindo.

Tidak ada komentar: